Just another free Blogger theme

Diberdayakan oleh Blogger.

Sabtu, 11 Oktober 2014

Tren rokok elektronik atau e-cigarette, atau disebut juga vaporizer (vaping) di Indonesia memunculkan banyak pendapat dan pro kontra. Sebagian orang mengklaim, mengisap vaping lebih sehat ketimbang rokok tembakau. Maka yang mempercayai ini berbondong beralih menggunakannya untuk menghilangkan kebiasaan merokok tembakau yang sudah jelas tidak menyehatkan.
Tapi apakah benar manfaat vaping ini lebih baik daripada rokok tembakau? Sebaiknya kenali dulu apa itu vaping. Di dunia internasional vaping di kenal sebagai rokok elektronik atau e-cigarette, yaitu sebuah perangkat nikotin yang dapat menghasilkan aerosol (biasa disebut uap) yang berasal dari pemanasan propilen glikol atau gliserol, nikotin, dan zat penyedap.
Sementara The New England Journal of Medicine juga mengungkapkan bahwa di tahun 2013, penjualan rokok elektronik di Eropa meningkat hingga angka 650 juta dolar AS per tahun. Dan di Amerika, penjualan rokok elektronik ini bahkan sudah mencapai 1700 juta dolar AS. Kendati angka-angka ini masih tergolong kecil bila dibandingkan dengan rokok tembakau, tapi peningkatannya cukup signifikan. Sementara penjualan untuk rokok tembakau tidak menurun. Ini menyimpulkan adanya pengguna ganda. Sehingga banyak juga masyarakat yang tidak senang seiring marak atau trennya menggunakan vaping.
Seperti diungkapkan oleh Tia Bella kepada mensissue, perempuan yang juga merokok sejak lama ini mengaku dapat mengurangi rokok tembakau setelah menggunakan vaping. “Dulu saya merokok tembakau bisa satu bungkus sehari. Sekarang  sebungkus bisa tiga sampai empat hari, “ ujarnya.  Tia adalah contoh sederhana yang dimaksud sebagai pengguna ganda oleh American Health Association.
Meningkatnya penggunaan rokok elektronik terbilang wajar bila dilihat dari persepsi konsumen terhadap risiko dan manfaat rokok elektronik tersebut. Hal ini tentunya tidak lepas dari pengaruh iklan dan juga artis yang mengiklankan produk tersebut. Manfaat rokok elektronik yang sering dipromosikan adalah sebagai cara aman untuk merokok di area dilarang merokok.
Sebuah penelitian oleh Grana dan Ling pada 59 situs retail e-cigarette tahun 2012 mengungkapkan adanya klaim bahwa rokok elektronik ini adalah produk yang sehat (95%), lebih murah (93%), bisa dipakai di mana saja (88%), dapat digunakan untuk menghindari kebijakan asap rokok (71%), tidak menghasilkan asap rokok (76%), modern (73%), dan klaim bahwa orang dapat berhenti kebiasaan merokok tembakau (64%).
Pemasaran di situs e-cigarette juga mengatakan bahwa rokok elektronik menghasilkan uap air yang tidak berbahaya. Bahkan, 22% dari iklan-iklan tersebut menghadirkan dokter sebagai narasumbernya. Sedangkan di Indonesia banyak pengguna yang kemudian ikut berjualan secara online maupun offline.
Bahkan memunculkan komunitas pengguna vaping dengan nama Jakarta Vaping Colony yang dicetuskan pada 28 Januari 2014. Tujuan komunitas ini tentunya berbagi pengalaman dalam menggunakan Vaping.  Dan ternyata personal vapor ini bisa dirakit sendiri. Lalu bagaimana mencampur liquid sehingga  rasanya bisa sesuai dengan selera masing masing. Dalam kegiatan paving meet, itu bisa terjawab semua. Karena yang pengalaman akan membagi ilmunya kepada anggota yang baru.  Komunitas ini terbuka bagi pengguna yang ingin benar benar berhenti merokok tembakau.
Namun tetap saja hadirnya vaping saat ini masih tetap menjadi kontroversi. Banyak juga masyarakat yang tidak senang seiring pengguna yang semakin meningkat. Hal ini karena rokok elektronik tetap tidak sejalan dengan gerakan anti rokok yang kini gencar disuarakan di seluruh dunia. Sementara itu beberapa ahli, justru menganggap vaping sebagai pintu masuk untuk mengurangi dan menghentikan penggunaan rokok tembakau. Bagaimana dengan Anda...?
Berikut sejarah singkat tentang Rokok Elektrik :
Rokok Elektronik (Elecronic Nicotine Delivery Systems atau e-Cigarette) adalah sebuah inovasi dari bentuk rokok konvensional menjadi rokok modern. Rokok elektronik pertama kali dikembangkan pada tahun 2003 oleh SBT Co Ltd, sebuah perusahaan yang berbasis Beijing, RRC, yang sekarang dikuasai oleh Golden Dragon Group Ltd Pada tahun 2004, Ruyan mengambil alih proyek untuk mengembangkan teknologi yang muncul. Diserap secara resmi Ruyan SBT Co Ltd dan nama mereka diubah menjadi SBT RUYAN Technology & Development Co, Ltd.
Berikut beberapa negara yang tidak menyetujui adanya Rokok Elektik :
1. Brazil, penjualan, impor atau iklan rokok elektronik dalam bentuk apapun dilarang.
2. Singapura, penjualan dan impor rokok elektronik, bahkan untuk konsumsi pribadi, adalah ilegal.
3. Finlandia, penjualan rokok elektronik adalah dilarang dan dianggap sebagai suatu produk terapi nikotin, bukan sebagai perangkat medis.
Untuk negara Cina yang menemukan rokok elektrik sendiri, pemerintah Cina sudah melarang peredarannya. Dan masih banyak negara yang tidak menyetujui adanya rokok elektrik. 
Di negara Indonesia sendiri, rokok elektik yang beredar adalah ilegal dan berbahaya bagi kesehatan. Menurut Kepala BPOM, Kustantinah, saat ini pihaknya tidak pernah memberikan izin kepada produsen rokok elektrik. Itu artinya, rokok elektrik yang beredar di wilayah Indonesia adalah rokok elektrik ilegal yang tidak memiliki sertifikat layak untuk digunakan oleh manusia.
Pendapat saya tentang rokok elektrik :
Dari segi positif, rokok elektik ini dibuat untuk tidak merugikan perokok aktif dan pasif akibat rokok tembakau. Dan juga mengurangi kerugian hal-hal yang lain dari efek rokok tembakau. Dari segi negatif, rokok elektrik belum ada uji klinis dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) dan Badan Kesehatan Dunia (WHO), produk ini tidak layak di konsumsi. 
Keinginan untuk berhenti merokok tidak harus dengan rokok pengganti tapi dengan niat.
Terima Kasih 
Sumber :
http://mensissue.co/product/Lifestyle/tren-vaping-kenali-dulu-sebelum-menggunakan.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Rokok_elektronik
http://industri.kontan.co.id/news/bpom-rokok-elektrik-dilarang-beredar-1

Sabtu, 04 Oktober 2014

Nama saya Eddy Wijaya, biasa dipanggil dengan sebutan Eddy. Saya berjenis kelamin laki-laki dan dilahirkan pada tanggal 12 Maret 1983 di Jakarta. Saya anak kedua dari tiga bersaudara. Ayah saya bernama Iwan Setiawan dan ibu saya bernama Liana (alm). Kakak saya bernama Shafidin dan adik saya bernama Erny Muliany.

Di awal pendidikan saya, saya bersekolah di sekolah negeri di daerah Serpong, Tangerang yaitu SD Negeri II Serpong Tangerang. Dikarenakan sekolah jauh dari rumah, saat kelas 2 SD, saya dipindahkan ke sekolah swasta yang dekat dengan rumah yaitu SD Santa Ursula. Setelah 5 tahun selesai sekolah, saya melanjutkan kembali di sekolah yang sama yaitu SMP Santa Ursula. Saat saya masih SMP, saya sangat tidak suka dengan belajar. Karena menurut pandangan saya saat itu, belajar hanya membuang-buang waktu dan saya lebih memilih untuk banyak bermain. Jika ada pekerjaan rumah, saya selalu mengerjakan di sekolah dan jika ada ulangan, saya tidak peduli jika nilai yang didapat jelek. Kejelekkan saya lain adalah saya selalu membanding-bandingkan nilai dengan teman yang mendapatkan nilai yang tidak jauh dengan nilai saya. Sehingga jika nilai ulangan harus ditanda tangani oleh orang tua murid, itu menjadi senjata saya. Dengan alasan soal ulangan susah dan banyak teman yang mendapat nilai yang jelek juga.

Saat naik ke kelas II SMP, nilai rapor saya sangat minim. Tapi saya masih melakukan kejelekan saya lagi. Sehingga saya tidak naik kelas. Hal ini membuat saya malu dengan teman satu kelas karena mereka sudah satu tingkat di atas saya. Sedangkan saya masih tetap di tingkat yang sama seperti tahun sebelumnya. Selain itu mucul masalah lain, Ibu saya mengalami sakit stroke dan kencing manis, usaha ayah bangkrut di saat kerusuhan tahun 1998. Mulai saat itu saya ingin merubah kehidupan saya dalam belajar. Walaupun masih tidak suka dengan belajar, saya berupaya untuk selalu aktif dan rajin di kelas. Dan akhirnya saya pun lulus sekolah.

Setelah lulus SMP, keluarga kami tidak mempunyai dana untuk melanjutkan saya di sekolah yang sama. Akhirnya saya pindah ke SMA Negeri I Serpong Tangerang. Di sini saya sedikit takut karena saya selalu mendengar isu kalau sekolah di negeri, akan terjadi tawuran, pemalakan dan lain-lain. Tapi setelah mengalami selama tiga tahun bersekolah, akhirnya saya bisa lulus sekolah dengan baik tanpa ada kendala seperti yang saya takuti.

Selesai lulus dari sekolah, saya tidak bisa melanjutkan ke jenjang perkuliahan karena masalah dengan dana. Tapi saat itu saya optimis, saya bisa mendapatkan perkerjaan untuk membantu biaya pengobatan Ibu saya yang sedang sakit dan menjadi tulang punggung keluarga. Tapi pola pikir saya salah. Untuk mencari pekerjaan, tenyata sangat susah. Dan selama 2 tahun,saya tidak bisa mencari pekerjaan tetap.

Pada tahun 2006 di bulan Oktober, Ibu saya meninggal karena komplikasi penyakit. Yang membuat saya sangat terpukul karena saya belum melakukan sesuatu apapun untuk beliau. Sejak kejadian itu, saya berubah. Saya berusaha mencari kerja walau hasilnya nihil. Setahun kemudian ayah mencoba untuk meminta bantuan dari seorang temannya untuk memberi saya pekerjaan. Dengan pikiran yang sedang frustasi karena tak kunjung mendapat pekerjaan, saya membuat lamaran pekerjaan dengan seenaknya. Selang seminggu, saya dikabarkan diterima untuk berkerja di perusahaan swasta.

Pertama kali bekerja, saya sangat canggung. Tapi karena banyak belajar, akhirnya saya dapat menguasainya. Setelah beberapa tahun bekerja, iseng-iseng saya mencoba melamar di perusahaan lain tapi tidak ada panggilan satupun. Untuk mengetahui rasa penasaran saya karena tidak ada panggilan, saya mencoba bertanya dengan salah satu teman. Dan akhirnya saya mengetahuinya. Saya mengajukan lamaran hanya dengan ijasah SMA saja. Dari HRD menrekrut karyawan yang mempunyai minimal sertifikat kursus ato ijasah di atas SMA. Sejak saat itu saya ingin kuliah.

Pada tahun 2013, saya mencari tempat kuliah dan akhirnya saya kuliah di Universitas Gunadarma sampai blog ini dibuat.

Pesan dari penulis :
1. Lebih baik telat daripada tidak sama sekali.
Saya mulai kuliah pada saat umur 30 tahun di tahun 2013. Tapi ilmu tidak membatasi umur anda.
2. Pengalaman adalah guru yang terbaik
Belajarlah dari pengalaman karena itu adalah suatu momen yang tidak akan dilupakan dalam hidup anda.

Mohon maaf jika ada kesalahan kata. Terima kasih telah membaca autobiografi saya. Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih


Eddy Wijaya
2KA39
-Semangat-