Just another free Blogger theme

Diberdayakan oleh Blogger.

Sabtu, 04 Oktober 2014

Nama saya Eddy Wijaya, biasa dipanggil dengan sebutan Eddy. Saya berjenis kelamin laki-laki dan dilahirkan pada tanggal 12 Maret 1983 di Jakarta. Saya anak kedua dari tiga bersaudara. Ayah saya bernama Iwan Setiawan dan ibu saya bernama Liana (alm). Kakak saya bernama Shafidin dan adik saya bernama Erny Muliany.

Di awal pendidikan saya, saya bersekolah di sekolah negeri di daerah Serpong, Tangerang yaitu SD Negeri II Serpong Tangerang. Dikarenakan sekolah jauh dari rumah, saat kelas 2 SD, saya dipindahkan ke sekolah swasta yang dekat dengan rumah yaitu SD Santa Ursula. Setelah 5 tahun selesai sekolah, saya melanjutkan kembali di sekolah yang sama yaitu SMP Santa Ursula. Saat saya masih SMP, saya sangat tidak suka dengan belajar. Karena menurut pandangan saya saat itu, belajar hanya membuang-buang waktu dan saya lebih memilih untuk banyak bermain. Jika ada pekerjaan rumah, saya selalu mengerjakan di sekolah dan jika ada ulangan, saya tidak peduli jika nilai yang didapat jelek. Kejelekkan saya lain adalah saya selalu membanding-bandingkan nilai dengan teman yang mendapatkan nilai yang tidak jauh dengan nilai saya. Sehingga jika nilai ulangan harus ditanda tangani oleh orang tua murid, itu menjadi senjata saya. Dengan alasan soal ulangan susah dan banyak teman yang mendapat nilai yang jelek juga.

Saat naik ke kelas II SMP, nilai rapor saya sangat minim. Tapi saya masih melakukan kejelekan saya lagi. Sehingga saya tidak naik kelas. Hal ini membuat saya malu dengan teman satu kelas karena mereka sudah satu tingkat di atas saya. Sedangkan saya masih tetap di tingkat yang sama seperti tahun sebelumnya. Selain itu mucul masalah lain, Ibu saya mengalami sakit stroke dan kencing manis, usaha ayah bangkrut di saat kerusuhan tahun 1998. Mulai saat itu saya ingin merubah kehidupan saya dalam belajar. Walaupun masih tidak suka dengan belajar, saya berupaya untuk selalu aktif dan rajin di kelas. Dan akhirnya saya pun lulus sekolah.

Setelah lulus SMP, keluarga kami tidak mempunyai dana untuk melanjutkan saya di sekolah yang sama. Akhirnya saya pindah ke SMA Negeri I Serpong Tangerang. Di sini saya sedikit takut karena saya selalu mendengar isu kalau sekolah di negeri, akan terjadi tawuran, pemalakan dan lain-lain. Tapi setelah mengalami selama tiga tahun bersekolah, akhirnya saya bisa lulus sekolah dengan baik tanpa ada kendala seperti yang saya takuti.

Selesai lulus dari sekolah, saya tidak bisa melanjutkan ke jenjang perkuliahan karena masalah dengan dana. Tapi saat itu saya optimis, saya bisa mendapatkan perkerjaan untuk membantu biaya pengobatan Ibu saya yang sedang sakit dan menjadi tulang punggung keluarga. Tapi pola pikir saya salah. Untuk mencari pekerjaan, tenyata sangat susah. Dan selama 2 tahun,saya tidak bisa mencari pekerjaan tetap.

Pada tahun 2006 di bulan Oktober, Ibu saya meninggal karena komplikasi penyakit. Yang membuat saya sangat terpukul karena saya belum melakukan sesuatu apapun untuk beliau. Sejak kejadian itu, saya berubah. Saya berusaha mencari kerja walau hasilnya nihil. Setahun kemudian ayah mencoba untuk meminta bantuan dari seorang temannya untuk memberi saya pekerjaan. Dengan pikiran yang sedang frustasi karena tak kunjung mendapat pekerjaan, saya membuat lamaran pekerjaan dengan seenaknya. Selang seminggu, saya dikabarkan diterima untuk berkerja di perusahaan swasta.

Pertama kali bekerja, saya sangat canggung. Tapi karena banyak belajar, akhirnya saya dapat menguasainya. Setelah beberapa tahun bekerja, iseng-iseng saya mencoba melamar di perusahaan lain tapi tidak ada panggilan satupun. Untuk mengetahui rasa penasaran saya karena tidak ada panggilan, saya mencoba bertanya dengan salah satu teman. Dan akhirnya saya mengetahuinya. Saya mengajukan lamaran hanya dengan ijasah SMA saja. Dari HRD menrekrut karyawan yang mempunyai minimal sertifikat kursus ato ijasah di atas SMA. Sejak saat itu saya ingin kuliah.

Pada tahun 2013, saya mencari tempat kuliah dan akhirnya saya kuliah di Universitas Gunadarma sampai blog ini dibuat.

Pesan dari penulis :
1. Lebih baik telat daripada tidak sama sekali.
Saya mulai kuliah pada saat umur 30 tahun di tahun 2013. Tapi ilmu tidak membatasi umur anda.
2. Pengalaman adalah guru yang terbaik
Belajarlah dari pengalaman karena itu adalah suatu momen yang tidak akan dilupakan dalam hidup anda.

Mohon maaf jika ada kesalahan kata. Terima kasih telah membaca autobiografi saya. Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih


Eddy Wijaya
2KA39
-Semangat-


Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Pellentesque volutpat volutpat nibh nec posuere. Donec auctor arcut pretium consequat. Contact me 123@abc.com

0 komentar:

Posting Komentar